KESAKSIAN
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Tuhan telah menyatakan diri-Nya dalam hidupku lebih nyata dari udara yang kita hirup. Saya akan memulai kisah saya dari awal hingga akhirnya. Sejak kecil, hidup saya tidaklah seperti yang saya inginkan. Karen saya anak termuda dari 12 bersaudara, orang tua saya benar-benar menyia-nyiakan saya di tanah air saya Meksiko karena hubungan orang tua saya yang rusak. Dan itu membuat kami terpukul dan benar-benar menghancurkan keluarga kami. Sejak saat itu saya dibawa ke ibu kota Meksio (Mexico City). Di sana saya diambil oleh mertua laki-laki kakak perempuan saya yang memutuskan untuk menggunakan saya sebagai budaknya dan memaksa saya untuk bekerja sebagai pelayannya. Dia mempermalukan dan menganiaya saya. Di usia enam tahun saya dibawa ke Amerika Serikat oleh ibu kandung saya yang kembali untuk menyelamatkan saya. Di Amerika Serikat, saya dilecehkan secara seksual oleh pacar ibu saya. Saat itu saya merasa gundah tentang pelecehan yang terjadi karena saya ingin dikasihi dan diterima. Kemudian saya ditinggalkan dengan abang saya yang paling tua sebagai wali saya. Hidup saya menjadi baik untuk beberapa tahun. Kemudian saya menyadari bahwa dari dari sejak dini entah kenapa saya mulai menyadari ada ketertarikan kepada sesama jenis. Di masa remaja, saya diperkenalkan kepada Injil Yesus Kristus dan dengan suka cita saya menerimanya karena saya merasa begitu terpukul dalam hidup saya saat itu. Waktu itu saya belum benar-benar mengerti inti sesungguhnya dari Injil Kristus karena saya masih bergumul dengan ketertarikan sesama jenis dan saya tidak tahu bagaimana harus menghadapinya. Di akhir masa remaja saya, keluarga saya terpisah kembali. Saat itu, saya berpaling kepada gereja yang saya hadiri untuk pertolongan dan saya begitu kaget mereka tidak menolong saya walaupun saya meminta tolong sering kali. Hal tersebut dan beberapa hal lainnya membuat saya benar-benar berpaling dari Tuhan dan membenci semua yang ada hubungannya dengan Tuhan. Saya pun membuka hidup saya kepada prilaku yang menghancurkan. Saya bertemu dengan beberapa laki-laki seumuran saya di salah satu universitas setempat dan saya tertarik kepada gaya hidup mereka. Saya pun memutuskan untuk mengikuti kecendrungan homoseks beserta dengan berpesta pora. Saya mulai mencoba berbagai obat-obatan berbeda dan menjadi peminum berat. Saya juga mulai mengenal dunia kuasa gelap dan saat itu saya pikir itulah yang paling penting dalam hidup saya. Saya membuka hati kepada okultisme, obat-obatan, pesta pora, dan kehidupan gay. Tetapi selama masa itu, Tuhan Yesus Kristus tidak pernah angkat tangan dari saya. Sering kali saya diingatkan akan kasih-Nya yang sempurna dan pengorbanan-Nya yang ajaib oleh hamba-hamba-Nya yang bertepatan bertemu dengan saya kapan saja, tetapi hati saya waktu itu sekeras batu.
Karena berpesta pora, saya kehilangan segalanya dan menjadi gelandangan. Selama masa tersebut, tidak ada satupun dari keluarga saya yang menolong saya. Semua orang yang dulu bilang bahwa mereka temen saya tidak menolong saya dan saya hidup di jalanan untuk hampir setahun (tidur di bawah pohon, jembatan, dan rumah-rumah kosong). Saya begitu membenci hidup saya hingga suatu saat seorang pria yang ajaib dan istrinya menunjukkan kepada saya kasih Kristus seperti yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Dengan pertolongan mereka, Tuhan menolong saya untuk menyadari betapa Dia mengasihi saya dan bawa gaya hidup saya itu membawa kerusakan dan ilmu gaib hanyalah dusta dari si Iblis dan itu adalah suatu kejahatan dan pelanggaran bagi Tuhan. Tuhan menggunakan kegelandangan saya untuk membawa saya kembali ke dalam pelukan-Nya yan penuh kasih. Saya pun sadar bahwa gaya hidup sayalah yang merusak diri saya dan si Iblis membenci saya dan menginginkan saya mati baik secara jasmani maupun rohani. Saya sungguh-sungguh bertobat suatu hari dan meminta Tuhan untuk mengambil semua yang tidak menyenangkan hati-Nya. Saya dibebaskan dari ilmu gaib, obat-obatan, dan saya pun berhenti hidup sebagai homoseks. Semua ini kedengaran menakjubkan dan sekarang ketika saya melihat ke belakang, saya menyadari bahwa saya memiliki ketergantungan yang tidak sehat terhadap pendeta-pendeta saya, yaitu sepasang suami istri yang menolong saya. Saya benar-benar berpikir waktu itu bahwa tanpa mereka, saya tidak bisa mendekat kepada Tuhan dan saya baru benar-benar bebas dari dosa lewat mereka. Hanya dua tahun setelah saya mencoba untuk meninggalkan setiap tindakan berdosa, istri mantan pendeta saya meninggalkan gereja yang saya hadiri untuk alasan pribadi dan saya pun merasa terpukul. Karena ketergantungan saya yang tidak sehat terhadap mereka, saya pun akhirnya meningalkan gereja itu, Tuhan, dan bahkan saya kembali ke kehidupan lama saya, yaitu obat-obatan, minum-minuman, dan homoseks. Si jahat menggunakan semua kejadian ini dan saya akhirnya meninggalkan gereja. Mantan pendeta saya juga telah berubah. Saya mulai fokus ke hal-hal lain. Saya mulai kuliah lagi dan fokus untuk menyelesaikan pendidikan. Saya pun akhirnya memiliki gelar Master di bidang pekerjaan sosial tetapi tanpa Kristus dalam hidup saya. Hidup saya pun kacau setelah kelulusan. Saya keluar dari asrama dan menjadi gelandangan lagi dan sekali lagi keluarga saya tidak ingin menolong saya dan hanya beberapa teman yang menolong saya sedikit, tetapi tidak cukup untuk situasi saya; saya tidur di jalanan dari kota ke kota. Saya minum-minum begitu banyak sehingga saya dirawat di rumah sakit beberapa hari lamanya suatu ketika, lebih dari 10 kali karena kekerasan hati saya. Tetapi Tuhan tetap menjaga saya tetap hidup karena belas kasihan-Nya dan rencana ajaib-Nya bagi hidup saya. Di awal tahun 2015, hidup saya itu benar-benar hancur dan saya sadar bahwa saya benar-benar butuh bertobat dan kasih Yesus Kristus. Saya pun memiliki pemasukan dan menyewa sebuah kamar di sebuah rumah. Suatu malam kira-kira di bulan Mei 2015 dalam keputusasaan saya saya berteriak kepada Yesus Kristus sendirian di kamar saya. Saya memohon-Nya untuk menolong saya dan mengampuni kekerasan hati saya dan semua dosa-dosa saya. Saya pun meninggalkan roh homoseks dan semua kegelapan dan gaya hidup yang merusak karena saya tahu dari lubuk hati saya, saya perlu melakukan hal ini. Saya merasakan Tuhan malam itu dan saya menangis seperti sudah lama saya tidak menangis. Saya merasakan Roh Kristus masuk ke dalam diri saya dan semua kegelapan meninggalkan diri saya. Saya merasakan penyembuhan dari Kristus malam itu. Sejak malam itu, saya benar-benar merasa berbeda. Saya mulai merasa bebas dari homoseks, obat-obatan, dan minum-minuman. Saya juga disembuhkan dari semua luka batin yang disebabkan oleh si jahat dalam hidup saya. Saya benar-benar merasa seperti ciptaan baru. Saya merasakan apa yang tertulis dalam tulisan para rasul, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Saya sekarang telah dibasuh, dibenarka, dan dikuduskan dalam nama Yesus Kristus dan Roh Tuhan (menurut 1 Korintus 6:11). Sekarang saya hidup bebasa dari homoseks, obat-obatan dan minum-minuman keras, ilmu gaib dan semua bentuk kegelapan. Saya telah memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus yang tidak bergantung pada orang lain, melainkan hanya pada Yesus Kristus. Sekarang saya hidup dalam kekudusan karena Yesus Kristus telah membuat saya kudus dan sekarang saya adalah ciptaan baru. Saya menikmati kehidupan baru yang telah diberikan kepada saya. Saya bisa benar-benar bilang, TUhan ada, Yesus Kristus telah mati bagi dosa-dosa kita, dan telah bangkit supaya kita bisa memiliki hidup baru di dalam-Nya!!! Carlos A Garcia
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Archives
August 2020
Categories
All
|
Not The Same Love is a book about God's redeeming love over homosexuality
Pas Le Même Amour est un livre sur l’amour de Dieu qui nous libère de l’homosexualité
Bukan Cinta Sejenis adalah sebuah buku tentang cinta Tuhan yang membebaskan kita dari homoseks
Il Vero Amore è un libro sull'amore di Dio che ci libera dall'omosessualità