KESAKSIAN
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Pelecehan seksual, pornografi, seks bebas, depresi, pikiran bunuh diri, ketertarikan sesama jenis yang tidak diinginkan, sayakan akan membicarakan semua ini karena itulah hidup saya dulu. Nama saya Carlos Catari dan saya orang Venezuela. Usia saya 32 tahun tetapi sekarang saya tinggal di Kanada. Dari usia 5 hingga 12 tahun saya mengalami pelecehan seksual. Jadi dari sejak kecil saya memiliki kecendrungan hiperseks. Yang saya pikirkan hanyalah seks. Itu saja yang saya cari-cari. Bahkan dia usia 15 tahun saya sudah menyukai prostitusi. Suatu saat saya pun memutuskan untuk berbicara dengan kakak saya tentang kehidupan saya dan juga untuk mengatakan kepada dia bahwa saya gay. Dia tidak bisa menerima itu. Dia bahkan tidak bisa mengerti itu. Jadi dia berbiara dengan ibu dan ibu pun datang kepada saya dengan menangis dan menanyakan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Katanya, "Carlos bagaimana jika kamu tidak pernah mengalami pelecehan seksual? Apakah kamu akan tetapi menjadi gay?" Dan saya pun terheran. Saya tidak berpikir ke situ sebelumnya. Pertanyaan ini pun terus menghantui saya sejak saat itu. Saya pikir itu ada benarnya juga tetapi saat itu saya sudah terlanjur gay. Saya bilang kepada ibu saya, "Dengar, saya ini gay." Namun dia tetap saja membuat janji dengan seorang psikolog. Dari pertemuan pertama dengan psikolog tersebut saya mengerti bahwa apa yang telah terjadi pada saya itu bukan salah saya. Sebelumnya saya pikir itu salah saya. Dia juga mengatakan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Katanya, "Carlos, baik gay maupun hetero, biarlah ini jadi keputusan kamu dan bukan keputusan yang orang lain buat di masa lalumu." Saya menyukai itu. Saya menyukai gagasan bahwa saya bisa memutuskan hidup saya. Pada saat itu saya benar-benar terlibat dalam dunia gay di kota saya. Saya harus belajar banyak perangai untuk menjadi lebih kewanita-wanitaan supaya saya bisa masuk ke dalam dunia itu. Setelah menyadari bahwa saya bisa memutuskan hidup saya sendiri, saya pun memutuskan untuk meninggalkan semua perangai ini. Saya belajar untuk berbicara dengan tangan tanpa menggerakan pergelangan tangan. Saya pun terbiasa berbicara seperti ini supaya saya terlihat lebih maskulin tetapi saya kemudian menyadari itu tidak mengubah bagaimana perasaan saya terhadap laki-laki. Di luar saya bisa nampak sangant maskulin tetapi di dalam saya tetaplah gay.
Setahun kemudian saya memutuskan untuk mencoba untuk berhubungan dengan seorang perempuan dan selama saya dengannya, saya harus memikirkan tentang laki-laki hanya supaya saya bisa berhubungan dengannya. Tapi saat saya dengan laki-laki pertanyaan ibu saya "Carlos bagaimana jika kamu tidak pernah mengalami pelecehan seksual? Apakah kamu akan tetapi menjadi gay?" terus menghantui saya. Jadi dengan perempuan saya tidak bisa berhubungan, dengan laki-laki juga tidak bisa dan saya kecanduan seks. Hidup saya seperti lingkaran setan. Saya tidak ada damai. Bahkan saya ingin mati. Saya ingin semua itu berakhir. Namun saya meneruskan hubungan saya dengan perempuan itu. Beberapa bulan kemudian kamu pergi ke bioskop dan di sana kamu menonton film yang mengubah hidup saya atau setidaknya mengubah sebagian kecil hidup saya. Filmnya adalah The Passion of the Christ. Untuk saya kata passion (hasrat) hubungannya adalah dengan seks. Saya pikir mungkin maksudnya film itu tentang hasrat Kristus bagi perempuan. Saya sama sekali tidak tahu tentang Yesus. Tetapi saat saya melihat semua pengorbanan yang Dia buat bagi saya, saya pun tersentuh. Saya berpikir, "Benarkah Dia melakukan semua itu bagi saya? Tidak hanya itu, Dia bahkan menawarkan saya hidup baru? Benarkah? Saya mau itu. Saya butuh itu." Melihat masa lalu saya, jelas saya butuh hidup baru. Jadi mudah bagi saya untuk mengikut Yesus sebagai Juruselamat. Sebulan setelah saya menonton film itu, saya pun bergabung dengan sebuah gereja. Saya sudah mulai belajar tentang Tuhan yang baru saya kenal dan segera saya berdoa kepada-Nya, "Tuhan, jika Engkau memang Maha Kuasa, maka ubahlah saya. Saya tidak mau menjadi gay. Saya tidak mau merasakan ketertarikan sesama jenis ini." Saya banyak berdoa dan tahu apa yang terjadi? Tidak ada yang terjadi. Saya tidak merasakan perubahan. Saya tidak merasakan apapun. Bahkan saya bisa bilang kalau ketertarikan sesama jenis itu semakin kuat. Jadi di masa itu, sekitar tahun 2004-2005, saya memiliki kehidupan ganda bahkan rangkap tiga. Saya ke gereja bersama pacar saya setiap minggu dan berdoa. Lalu di malam hari saya ke klub gay. Saya melakukan hal-hal gay dan menonton film porno gay. Kemudian saat saya sendirian, saya merasa pahit, sedih sehingga saya hanya ingin mati saja. Setelah beberapa lama, saya pun putus dengan pacar saya dan memulai hubungan lain dengan seorang perempuan, kemudian seorang laki-laki, perempuan, laki-laki dan seterusnya. Saya benar-benar munafik waktu itu. Hidup saya adalah sebuah kebohongan. Beberapa tahun kemudian di tahun 2007 sesuatu terjadi kepada keluarga saya dan itu adalah hal terburuk yang bisa terjadi kepada kami. Kakak saya Carla yang dengannya saya memiliki hubungan yang sangat baik, kami sangat deka, dia pulang dari kota lain dan dia pun mengalami kecelakaan mobil. Dia meninggal. Tragedi ini benar-benar menghancurkan keluarga kami, hati kami, semuanya saat itu dan saya sangat sedih karenanya sehingga saya memutuskan untuk menyalahkan seseorang dan saya pun menyalahkan Tuhan. Segera saya putus dengan pacar saya. Saya bilang kepadanya, "Kita akhiri saja hubungan ini. Saya gay." Dan saya pun terjun ke dalam dunia gay. Dengan semua kekuatan saya, saya masuk ke dalam dunia gay dan saya hanya ingin menghancurkan diri saya. Waktu saya bilang dunia gay, maksud saya hubungan seks bebas, pertemanan yang tidak baik. Itu benar-benar ide yang sangat buruk. Setelah beberapa bulan, suatu hari Tuhan mengambil semua penderitaan saya, semua rasa sakit. Saya bahkan tidak bisa menangis lagi tentang kakak saya. Ingatannya masih tetap ada tetapi rasa sakit, penderitaan, semuanya hilang. Saya ingin ada dikatakan di dalam Alkitab Tuhan bisa memberikan damai yang melampaui segala akal. Saya pun telah menerima damai tersebut. Saya pun memutuskan untuk kembali ke gereja. Namun ada masalah. Saya lebih gay dari sebelumnya. Saya sangat gay sekali. Tidak ada yang berubah. Saya tidak bisa berhubungan perempuan karena saya harus berpikir tentang laki-laki saat saya bersama perempuan. Tetapi juga saya tidak bisa berhubungan dengan pria karena pertanyaan ibu saya terus menghantui saya. Jadi saya tidak bisa mendapatkan kebahagiaan atau damai. Saya memutuskan bahwa satu-satunya solusi adalah untuk menghasilkan uang. Saya pikir uang bisa membereskan semua ini. Saya mulai berbisnis secara resmi di Venezuela dan saya menghasilkan banyak uang. Saya bisa mendapatkan 6 dijit per tahun. Meskipun semua itu, saya merasakan kekosongan di dalam tetapi di sisi lain ego saya semakin tinggi dan saya merasa lebih dari orang lain. Saya menjadi sombong dan egois. Saya menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Tetapi suatu hari saya memutuskan untuk pindah ke Quebec, Canada. Saya pikir jika saya bisa berhasil bisnis di Venezuela, negara yang begitu banyak masalah, pastinya saya bisa menjadi orang kaya di Kanada dalam 3 hari. Yang terjadi adalah setelah 3 bulan di Kanada, saya tidak punya uang sama sekali. Saya telah kehilangan semuanya. Saya piir, "Bagaimana ini bisa terjadi? Kepada saya yang jago berbisnis." Saya bahkan tidak menyadari bahwa ego saya sudah begitu melambung. Setahun kemudian saya memutuskan bahwa karena hidup saya semakin memburuk, saya harus mengakhiri hubungan dengan pria yang sangat saya cintai. Saya bilang kepadanya, "Saya akan mencari Tuhan. Saya rasa ini waktu yang sangat tepat untuk mencari-Nya lebih jauh." Maka saya pun mengakhiri hubungan itu. Hal pertama yang saya lakukan adalah saya buka Google untuk mencari Tuhan. Saya pun mengetik "kristen gay" dan menemukan situs yang pada dasarnya berkata bahwa Yesus memerintahkan kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan, dan mengasihi sesama itu dan jika dia seorang pria, itu tidak apa-apa. Maka saya pun berkata, "Oh ya? Ini cocok buat saya. Ini benar. Saya sudah mengasihi Tuhan sebagai orang Kristen. Saya bisa mengasihi sesama saya. Jika sesama saya seorang pria, kenapa tidak? Ya begitu saja." Langsung saya angkat telepon dan menelpon ibu saya dan bilang kepadanya, "Ma, dengar ya. Setelah 15 tahun bergumul dengan hal ini, maka saya sekarang adalah kristen gay." Saya juga menelepon saudara-saudara saya, sepupu-sepupu saya, dan teman-teman saya. Tetapi setelah beberapa lama, saya menyadari bahwa saya menelepon mereka dan mengatakan itu untuk meyakinkan diri saya sendiri bahwa yang saya bilang itu benar karena di dalam hati saya tidak merasa damai sejahtera. Dan kau tahu, Alkitab berkata salah satu dari buah-buah Roh Kudus adalah damai sejahtera dan saya tidak memilikinya. Sesuatu ada yang tidak beres. Setelah itu, semuanya semakin memburuk. Hidup saya serasa seperti neraka. 2014 buat saya adalah tahun terburuk. Suatu ketika saya tidur di tempat teman, tidur di sofanya. Saya benar-benar bangkrut secara keuangan. Saya tidak punya uang untuk bahkan beli makanan atau naik bus atau naik kereta. Saya masih kecanduan pornografi dan seks bebas. Saya tidak pernah bisa berhenti dari itu. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa melakukannya tetapi saya menemukan seseorang yang mau meminjamkan saya $3000. Jadi saya pun terbang ke Peru. Di sana saya ingin mengembangkan sebuah usaha. Di Peru saya tinggal dengan keluarga dan teman-teman yang datang karena permintaan saya. Di sana kami menyewa sebuah apartemen di sebuah gedung 20 lantai dan saya biasa pergi ke atas gedung dan membayangkan diri saya jatuh. Saya mau loncat. Saya mau bunuh diri. Saya dulu suka mendengarkan suara yang berkata, "Terjun saja. Selagi kamu jatuh, kamu bisa minta Tuhan memaafkanmu dan Dia pun akan memaafkanmu tetapi gaya gravitasi akan terus menarikmu. Bum... selesai. Habislah hidupmu." Pada waktu itu hal tersebut nampak sebagai jalan keluar yang bagus tetapi saya tidak melakukannya. Sesuatu terjadi di Peru. Saya ada kesempatan bertemu dengan sepasang suami-istri. Keduanya sangat Kristen, mengikuti firman Tuhan. Mereka seperti orang sungguhan dengan iman yang sungguhan. Saya tidak pernah melihat ini sebelumnya. Saya berkata, "Wow, semua tentang mereka, cara mereka berbicara, cara mereka bertindak, cara mereka berjalan, semua tentang mereka menampakkan kemuliaan dan kehadiran Tuhan." Karena mereka, saya ingin mengenal Tuhan sebagaimana mereka mengenal-Nya. Tetapi kemudian saya berkata, "Tidak mungkin saya bisa karena saya begitu gay." Dan maksud saya "begitu gay" adalah saya waktu itu pikiran saya hanya seks, melakukan seks bebas, pornografi, sms mesum, dsb. Waktu itu saya benar-benar di tempat yang gelap. Dan saya tahu Tuhan tidak akan ada di sana. Saya telah mencobanya. Dia tidak ada di tempat semacam itu. Saya pun memutuskan bahwa saya tidak akan pernah memiliki hubungan dengan Tuhan seperti yang mereka miliki. Saya pun kembali ke Montreal dan meminta sebuah keluarga untuk menampung saya dan karena kasih karunia Tuhan mereka menyanggupi. Saya tidak di kasur air dengan semua barang milik saya dalam kantong plastik sampah. Saya benar-benar bangkrut dalam segala aspek, secara keuangan, rohani, dan mental. Setahun sebelumnya uang saya berkelimpahan dan sekarang saya dalam situasi ini. Saya ingin mati. Itu adalah waktu terburuk dalam hidup saya. Saat itu tidak ada lagi yang berarti. Semua pengetahuan yang saya pelajari dari gereja. Semua pendalaman Alkitab. Tahun-tahun dengan psikolog. Semua seminar tentang pemulihan seksual. Semua itu tidak ada artinya. Semuanya tidak ada yang berhasil. Saya ingat bahkan saya mencoba obat-obatan. Itu adalah pertama kalinya dalam hidup saya. Saya menghabiskan Natal itu dengan keluarga yang menampung saya. Saya ingat setelah kami masuk ke tahun 2015, saya berkata, "Wow, saya bisa masuk tahun 2015. Saya tidak mati di tahun 2014. Itu saja sudah sebuah keajaiban." Sesuatu pun terjadi. Seseorang datang kepada saya. Kami mulai berbicara. Dia anggota gereja. Dia mengatakan kepada saya yang benar-benar menampar di wajah saya. Dia bilang, "Carlos, masalahnya dengan kebanyakan orang Kristen adalah bahwa mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka tetapi tidak sebagai Raja mereka." Saya pun terkejut. Saya berkata, "Luigi, kamu tahu, ini bukan kamu yang sedang berbicara. Tuhan mencari saya hari ini 1 Januari 2015 jam 3 pagi untuk mengatakan bahwa saya belum menerima Dia sebagai Raja dalam hidup saya." Saya langsung mengerti alasan kenapa hidup saya seperti neraka karena Dia bukanlah Raja saya. Beberapa hari kemudian saya menerima sebuah pesan dari seorang teman. Dia berkata, "Carlos, ingatlah Tuhan memang mengampuni dosa-dosamu tetapi konsekuensi dosa-dosamu tetap harus kamu jalani." Dan saya menjawab, "Ya, benar. Musa di Alkitab. Daud di Alkitab. Salomo di Alkitab. Mereka semua menjalani konsekuensi dosa mereka." Hidup saya sudah begitu parah sehingga saya sudah tidak tahan lagi. Saya pun berdoa, "Tuhan, sekarang sudah tidak penting lagi bila saya gay atau hetero atau apapun juga, semua impian saya, cita-cita saya, semua itu sudah tidak penting lagi. Saya hanya ingin mengikut-Mu. Saya telah menghancurkan hidup saya dengan menjadi raja dalam hidup saya sendiri. Saya adalah manager terburuk yang pernah ada. Jadi saya akan berikan kepada-Mu segalanya. Jadilah Raja dalam hidup saya. Saya memberikan kendali penuh kepada-Mu atas semua masalah ini. Saya sudah senang karena masa depan saya ada di tangan-Mu." Saya berdoa itu dan langit tidak terbuka. Tidak ada terjadi apa-apa tetapi dua hari kemudian saya mengalami salah satu hal yang paling ajaib yang bisa saya pikirkan. Ibu yang menyewakan kamar kepada saya memberikan video kotbah lewat YouTube. Seorang pendeta hispanik berbicara tentang sebuah topik yang tidak pernah saya kenal seumur hidup saya. Dia berbicara tentang peperangan rohani, malaikat, roh jahat, peperangan Tuhan, tenaga, kuantum fisika, segalanya. Begitu menakjubkan. Saya tidak pernah melihat sesuatu seperti itu. Bahkan sebelumnya saya tidak percaya akan hal-hal rohani seperti itu. Tetapi setelah 7 jam menonton kotbah tersebut, saya tidak bisa berhenti karena hati saya begitu terpanggil. Pada akhirnya saya sadar dia berbicara tentang penjajaran. Saya pun memutuskan untuk mengucapkan doa yang dia ucapkan walaupun tidak ada dibilang soal homoseks. Saya pun berdoa, "Tuhan, di dalam nama Yesus saya menjajarkan tubuh saya dengan jiwa saya, jiwa saya dengan roh saya, roh saya dengan Roh Kudus. Dan dalam nama Yesus, saya mengusir roh homoseks yang selalu menghancurkan saya. Saya juga mengembalikan rancangan awal-Mu terhadap diri saya dan saya berdoa bagi istri dan anak-anak saya. Dalam nama Yesus, Amin." Langsung saya berkata, "Istri dan anak-anak? Itu datang dari mana?" Saya sudah lama tidak mengenal perempuan. Saya tidak mengerti kenapa saya berdoa seperti itu tetapi mendadak saya merasa seperti ada saklar yang diaktifkan di dalam saya. Dan saya berkata, "Sesuatu telah terjadi! Sesuatu telah terjadi!" Saya pun mengambil hape saya dan melihat ke galeri porno saya dan mulai melihat gambar pria-pria dan saya tidak merasakan apapun terhadap pria-pria itu. Dan saya bilang, "Apakah mukjizat baru saja terjadi?" Saya pun segera sadar bahwa bagi Tuhan tidak sulit untuk melakukan mukjizat di dalam hidup saya tetapi Dia tidak akan melakukan itu kalau Dia bukanlah Raja dalam hidup saya. Saya begitu takjub sehingga saya ingin mengatakannya kepada semua orang. Saya pun mengunjungi seorang "teman", teman seks.. Kami pun melakukan hal yang tidak ingin saya lakukan. Mendadak saat saya di situ, saya sadar, saya tidak lagi bagian dari dunia itu. Saya seperti ikan di luar air. Saya bilang kepadanya, "Dengar ya, saya tidak lagi bagian dari dunia ini. Saya keluar." Bagaimana mungkin ini? Seseorang yang sudah kecanduan homoseks, seumur hidupnya, 27 tahun, yang telah berhubungan dengan lebih dari 600 orang, bagaimana dia menjadi jijik oleh hubungan homoseks? Hanya Tuhan yang bisa melakukan ini. Hanya Yesus yang bisa. Saya pun sadar ini adalah sebuah mukjizat dan saya harus menjaga harta karun ini. Saya ingat dikatakan dalam Alkitab saat roh jahat keluar dari sebuah rumah, dia akan mengembara untuk mencari peristirahatan dan jika tidak menemukannya, dia akan kembali ke rumah yang ditinggalkan dengan 7 roh jahat lainnya untuk menghancurkan semuanya. Supaya ini tidak terjadi pada saya, saya harus memastikan untuk mengisi diri saya dengan Firman Tuhan dan Roh-Nya. Saya pun jadi kecanduan Yesus. Saya tidak bisa berhenti mendengarkan kotbah setiap hari, dalam bahasa inggris, prancis, dan spanyol. Saya tidak bisa berhenti. Saya mengisi diri dengan berdoa dan Firman Tuhan sepanjang hari. Saya bisa bilangk urang lebih dalam 6 bulan semua kecanduan saya hilang. Pornografi, masturbasi, ketertarikan sejenis, bahkan kata-kata kasar. Sekarang kalau saya terbangun di tengah malam, saya akan mencari video pujian dan mulai memuji Tuhan. Ini tidak biasanya terjadi kepada seorang candu pornografi. Yang terjadi pada saya adalah benar-benar mukjizat. Tidak berapa lama saya sadar bahwa masalah sebenarnya bukan soal menjadi gay, bukan soal kecanduan pornografi, atau depresi, atau ada pikiran-pikiran bunuh diri. Masalah saya sebenarnya adalah saya tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus. Itulah alasan dari semua bencana saya. Saya sekarang mengerti apa yang tertulis di Alkitab "Kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Kata "mengenal" dalam bahasa yunani berarti "untuk mengenal secara karib". Saya tadinya tidak mengenal kebenaran dan kebenaran adalah Yesus. Tetapi sekarang saya mengenal kebenaran. Saya mengenal Yesus. Dia telah membebaskan saya. Saya bebas. Saya benar-benar bebas. Saya meneriakan ini sering kali. Sekarang hidup saya penuh damai. Hidup saya penuh dengan suka cita dan cinta. Saya tidak khawatir akan apapun. Saya hidup oleh Firman Tuhan dan Firman Tuhan tidak berubah. Ini bukanlah Carlos yang dulu. Dan itulah kenapa saya ingin berbagi kisah ini denganmu. Saya bahkan tidak bisa sedih untuk apa yang terjadi pada kakak saya karena saya tidak lagi yang dulu. Saya tidak sedih lagi. Saya tidak lagi bersalah. Saya tidak depresi. Saya tidak kecanduan seks. Itu semua sudah berakhir. Saya tidak tahu apa yang telah kamu alami. Saya tidak tahu di mana kamu berada sekarang tetapi saya tahu bahwa Tuhan bisa mengeluarkanmu dari situasi apapun. Kamu hanya perlu berserah. Kamu harus memberikan Dia semua kendali dalam hidupmu. Kamu harus memberikan Dia akses karena Dia menghormati pilihanmu. Dia menghormati pilihan saya selama 11 tahun. Saya tidak mau kamu hidup 11 tahun lagi atau bahkan setahun lagi sebagaimana kamu hidup sekarang. Carilah Dia. Saya akan berdoa sekarang ini untuk membimbingmu untuk mencari-Nya dan memberikan semua bebanmu kepada-Nya. Bapa di Surga, saya berdoa kepada-Mu bagi orang ini supaya dia bisa benar-benar beristirahat di dalam-Mu, supaya dia bisa melupakan segala sesuatu yang salah dalam hidupnya, dan supaya dia fokus hanya kepada-Mu saja. Saya berdoa supaya dia bertobat dari segala dosa dalam hidupnya dan supaya dia bisa memulai hidup baru dengan-Mu di dalam-Mu, dalam jalan-Mu. Saya berdoa supaya dia bisa benar-benar mengerti jati dirinya di dalam-Mu dan bahwa Engkau akan memberikan hidup baru yang berkelimpahan seperti tertulis dalam Alkitab. Terima kasih Yesus karena Engkau mendengar suara kami, hati kmi dan Engkau mendengar kerinduan hati orang ini. Biarlah dia boleh menjadi anak Tuhan sebagaimana rencana-Mu mula-mula. Dalam nama Yesus, Amen. Jelas ini adalah sebuah proses namun lebih baik dimulai dari sekarang. Tuhan memberkatimu!
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Archives
August 2020
Categories
All
|
Not The Same Love is a book about God's redeeming love over homosexuality
Pas Le Même Amour est un livre sur l’amour de Dieu qui nous libère de l’homosexualité
Bukan Cinta Sejenis adalah sebuah buku tentang cinta Tuhan yang membebaskan kita dari homoseks
Il Vero Amore è un libro sull'amore di Dio che ci libera dall'omosessualità