KESAKSIAN
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Pengalaman saya akan ketertarikan sejenis dimulai sangat dini. Saya tidak tahu istilah untuk hal itu. Saya tidak mengerti apa yang saya rasakan. Saya ingat pada saat di lapangan sekolah anak-anak bermain kiss-chase (cium-kejar), entah kenapa saya ingin mengejar anak laki-laki. Perasaan itu tinggal di dalam saya dan saya tidak pernah mengerti. Saat mulai pubertas, tiba-tiba saya menjadi sadar akan suatu istilah yang saya pikir menggambarkan apa yang saya rasakan. Usia saya 14 tahun saat saya pertama kali melakukan hubungan badan dengan seorang teman. Itu kemudian membawa saya benar-benar masuk dalam kehidupan gay. Saya tinggal dalam komunitas gay selama lebih dari 20 tahun dan mengakui sepenuhnya diri sebagai seorang homoseks. Selama waktu itu saya telah mengalami berbagai pengalaman dari komunitas gay. Saya menghadiri pawai gay. Saya lantang secara politik dalam hal hak-hak saya sebagai apa yang tadinya saya pikir adalah jati diri saya. Saya berada dalam suatu hubungan selama lebih dari 12 tahun. Bisakah Tuhan itu baik dan melarang saya berhubungan badan? Pertama, saya pikir hubungan badan itu bukan suatu hak. Itu bukanlah suatu kebutuhan hidup, tidak seperti bernafas atau makan. Dan saya pikir Tuhan merancang seks terutama untuk menghasilkan keturunan. Tuhan itu MEMANG baik dan oleh karena itu dia membuat hubungan badan begitu nikmat. Tuhan bisa saja merancangnya dengan cara lain yang tidak begitu nikmat tetapi Dia tidak melakukannya. Dia malah membuatnya begitu nikmat. Dan saya secara pribadi percaya bahwa saat berhubungan badan, tidak hanya dua tubu menjadi satu tetapi juga ada suatu ikatan rohani yang terjadi. Saya percaya bahwa Tuhan menciptakan ini hanya untuk dalam lingkup pernikahan saja. Dan bagi mereka yang tidak menikah, mereka bisa mendapatkan kepuasaan dalam cara lain. Sebagai masyarakat kita terlalu menekankan kenikmatan hubungan badan padahal itu bukanlah segalanya. Kita bisa mendapatkan kepuasaan mendalam dalam persahabatan atau cara lainnya. Hubungan badan bukanlah satu-satunya cara untuk memenuhi keinginan itu.
Untungnya menjadi seorang Kristen, saya rasa salah satu hal terbesar adalah mengenal Tuhan. Perasaan tersesat, perasaan ada yang kurang dalam hidup, semua itu terjawab. Saya tidak bilang kalau saya punya semua jawaban tetapi ada kepuasaan saat kita mengenal Tuhan. Secara pribadi saya bisa melihat saya menjadi manusia yang lebih baik. Saya berubah, tidak hanya secara seksualitas saja. Tuhan menolong saya untuk berubah dalam aspek lainnya juga. Saya lebih mengasihi diri saya. Hubungan saya dengan orang-orang lebih baik. Saya bisa melihat bahwa secara umum hidup saya lebih bahagian. Saya memiliki suka cita dalam hidup. Walaupun saya pikir saya bahagia di komunitas gay, saya bisa melihat ke belakang dan sadar bahwa sebenarnya saya sangat tidak bahagia. Saya mencari hal-hal yang ketertarikan sejenis tidak bisa berikan kepada saya. http://www.livingout.org/stories
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Archives
August 2020
Categories
All
|
Not The Same Love is a book about God's redeeming love over homosexuality
Pas Le Même Amour est un livre sur l’amour de Dieu qui nous libère de l’homosexualité
Bukan Cinta Sejenis adalah sebuah buku tentang cinta Tuhan yang membebaskan kita dari homoseks
Il Vero Amore è un libro sull'amore di Dio che ci libera dall'omosessualità