KESAKSIAN
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Namun, waktu saya kecil kami belum sungguh-sungguh mengikut Yesus. Hidup kami tidak berpusat kepada Krstus. Waktu kecil saya sering dipukuli dan merasa tertolak sehingga saya membenci diri sendiri dan mencoba membunuh diri beberapa kali tetapi Tuhan begitu baik sehingga Dia menggagalkan rencana saya untuk bunuh diri. Semenjak kecil, saya selalu merasa berbeda dan tertarik kepada sesama jenis. Saya merasa kurang laki-laki. Saya pun mencoba mengusir ketertarikan ini dengan berdoa dan mencoba untuk berubah menjadi hetero berkali-kali namun selalu gagal. Jadi akhirnya saya percaya pada dusta bahwa itulah diri saya sesungguhnya. Akhirnya saya memutuskan untuk merangkul ketertarikan sesama jenis ini dan saya pun meninggalkan iman saya karena saya tahu kita tidak bisa mengikut Tuhan dan hidup dalam dosa pada saat yang bersamaan. Pada akhirnya saya benar-benar lupa akan Tuhan. Saat itu bagi saya Tuhan tidak ada dan setelah kematian hanyalah kehampaan. Akhirnya saya pun bisa melakukan semua yang saya ingini: bernafsu kepada sesama jenis, menonton film porno, masturbasi, dsb. Saya pun kecanduan terhadap banyak hal, termasuk video game. Walaupun saya telah hidup semau saya, saya tidak pernah merasa terpuaskan. Ada kekosongan di dalam diri saya. Suatu hari biasa di tahun 2010 saya mulai bertanya-tanya tentang makna kehidupan. Saya berpikir... jika Tuhan tidak ada, apa artinya penderitaan? Saya telah dianiaya dan mengalami masa sulit, apa artinya semua itu? Saya menyadari bahwa adanya penderitaan tidak meniadakan keberadaan Tuhan tapi justru sebaliknya. Jika Tuhan tidak ada maka penderitaan kita sia-sia dan jika itu benar, maka adalah lebih jika kita bunuh diri dan menghabisi umat manusia dari pada membiarkan penderitaan yang sia-sia terus berlanjut. Saya pun sadar bahwa hidup itu lebih sekedar dari hidup di dunia ini. Secara tidak disangka-sangka Tuhan pun berbicara langsung di hati saya. Dia mengingatkan saya akan berkat-berkat-Nya dalam hidup saya walaupun saya ini sudah begitu berdosa. Saya pun menjadi yakin akan cinta Tuhan. Cinta yang tidak bisa ditemukan di tempat lain selain di dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu saya ingin mengikut Yesus tetapi saya masih belum yakin karena saya takut kehilangan jati diri saya sebagai gay yang pada waktu itu adalah segalanya bagi saya. Saya juga berpikir mengikut Tuhan itu pasti membosankan karena saya harus berhenti melakukan hal-hal yang saya senang lakukan sejauh ini dan saya hanya bisa berdoa dan bernyanyi. (Ternyata saya salah!) Tuhan mengetahui pikiran saya dan Dia pun berkata kepada saya, "Hanya orang bodoh yang menolak Kasih sempurna-Ku." Dan itu adalah suatu alarm yang membangunkan saya. Saya pun sadar saya tidak mau menjadi orang bodoh yang memilih dosa ketimbang Tuhan. Saya pun memutuskan untuk mengikut Yesus apapun harganya, termasuk kehilangan jati diri sebagai gay karena saya begitu menginginkan Yesus yang telah mengasihi saya. Saya tidak mau menjadi hetero karena pada saat itu saya pikir gay itu tidak apa-apa. Saya bahkan meminta Tuhan supaya membiarkan saya tetap gay, jika itu berkenan kepada-Nya. Tetapi di saat saya menyerahkan semuanya kepada-Nya, kuasa dosa dipatahkan dan saya saat itu juga dibebaskan dari homoseks dan semua kecanduan saya di masa lalu tetapi pikiran saya masih perlu diperbaharui.
Setelah pertobatan saya, godaan masih kuat dan Tuhan memulai proses pembaharuan pikiran saya. Dia mulai menunjukkan dusta-dusta yang selama ini saya percayai dan menggantikan mereka dengan kebenaran: bahwa ini adalah soal KEKUDUSAN dan BUKAN soal heteroseks/normal, bahwa cinta tidak hanya ditemukan dalam pernikahan, bahwa cinta dan kedekatan tidak sama dengan seks, bahwa SAYA ADALAH pria ilahi, dan hidup BAGI KRISTUS membuat hidup lebih seru dan hidup! Semakin pikiran saya diperbaharui, godaan pun semakin melemah. Saat ini oleh kasih karunia Tuhan, saya punya kuasa untuk mengatakan "tidak" kepada godaan. Saya percaya proses pembaharuan pikiran ini akan terus berlanjut hingga Kristus datang atau saya dipanggil pulang. Terlepas semua itu, saya sangat gembira dan saya tidak sabar untuk melihat pengantin pria kita tercinta. Sekitar setahun yang lalu, Tuhan mengilhami saya untuk menuliskan sebuah buku berjudul Bukan Cinta Sejenis tentang cinta Tuhan dan kebenaran-Nya yang membebaskan saya dari dosa-dosa saya, terutama dosa homoseks. Jika kamu bergumul dengan dosa homoseks atau kenal seseorang yang bergumul, kamu bisa membaca buku ini dengan gratis di situs ini. Sihol Gianito Situmorang
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Archives
August 2020
Categories
All
|
Not The Same Love is a book about God's redeeming love over homosexuality
Pas Le Même Amour est un livre sur l’amour de Dieu qui nous libère de l’homosexualité
Bukan Cinta Sejenis adalah sebuah buku tentang cinta Tuhan yang membebaskan kita dari homoseks
Il Vero Amore è un libro sull'amore di Dio che ci libera dall'omosessualità