KESAKSIAN
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Saya besar di sebuah keluarga di mana orang tua saya adalah orang Kristen yang taat melayani Tuhan dengan segenap hati mereka. Mereka membesarkan anak-anak mereka sebaik mungkin menurut jalan Tuhan. Walaupun demikian, di usia dini saya menyadari bahwa saya memiliki ketertarikan luar biasa terhadap sesama jenis. Bahkan saya berfantasi berhubungan dengan anak laki-laki yang lebih muda. Ketika saya berusia sekitar 12 tahun, saya berteman dengan teman-teman adik saya. Usianya 3.5 tahun lebih muda dari saya. Dalam waktu sebentar saja pertemanan saya dengan teman-teman adik saya mulai bersifat seksual. Tidak lama hubungannya menjadi lebih sekedar perasaan dan hasrat. Walaupun tidak seorang pun pernah bilang ke saya kalau hubungan seperti itu salah dan tidak alamiah, saya bisa merasakan di lubuk hati saya bahwa ketertarikan terhadap sesama jenis itu salah dan tidak alamiah. Seiring bertambahnya usia, saya melihat bahwa teman-teman laki-laki saya mulai tertarik pada perempuan tetapi ketertarikan saya kepada anak laki-laki malah semakin menguat. Saya pun sangat terpukul saat saya menyadari bahwa orientasi saya adalah kepada anak laki-laki yang lebih muda. Saya pikir itu akan berubah saat saya selesai sekolah tetapi malah timbul kebencian kepada pria yang lebih tua. Semakin tua semakin saya tidak suka. Saya hanya tertarik pada anak laki-laki kisaran usia 10-20 tahun. Semakin tua usianya, dia harus terlihat muda dan polos.
Namun Tuhan pun mengadakan titik balik dalam kehidupan saya dan saya percaya sekali bahwa itu semua karena doa-doa ibu saya. Waktu itu, 10 September 2001, saya berusia 34 tahun dan bekerja sebagai pelatih di sebuah sekolah khusus. Saya tidak pernah bekerja malam tetapi karena malam itu ada kekurangan staf akhirnya saya diminta untuk bekerja malam. Keesokan paginya saya menerima telepon dari kepala sekolah. Dia bilang dia ingin bertemu saya dan bertanya jika dia bisa datang ke rumah. Saya jawab iya. Dia pun datang dan menginformasikan bahwa salah satu anak mengeluh karena dia mengaku dilecehkan secara seksual oleh saya saat bekerja malam. Saya pun diberi peringatan dan diskors selagi masalahnya dalam penyelidikan. Saya diskors selama 6 minggu dan suatu ketika saya diperintahkan untuk datang ke kantor kepala sekolah. Saya mendengar kabar bahwa masalah ini sekerang berada di tangan kepolisian. Itulah mimpi terburuk saya. Saya memang selalu takut bahwa suatu saat saya akan menghadapi hukum. Setelah tiba di kantor kepala sekolah, saya menunggu selama dua jam sampai seorang detektif datang dan memperkenalkan diri kepada saya. Dia kemudian bilang kepada saya bahwa anak itu mengaku kepada mereka bahwa dia berbohong dan bahwa saya tidak pernah melecehkan anak tersebut. Saya pun merasa sangat lega dan bersyukur bersamaan karena saya melihat kejadian ini sebagai peringatan bagi saya untuk mengubah hidup saya yang pada waktu sedang kacau tanpa tujuan dan suka cita. Saya mencari pertolongan di Afrika selatan tetapi tidak bisa menemukannya. Akhirnya saya menghubungi beberapa organisasi di Amerika Serikat dan satu organisasi menjawab saya. Itulah awal dari perjalanan pemulihan saya selama empat tahun dengan pertolongan psikoterapi. Saya juga kembali kepada Tuhan, lahir baru, dan melalui hubungan saya dengan Tuhan saya merasakan kuasa besar Roh Kudus yang mengubah diri dan memperbaharui pikiran bekerja dalam diri saya. Banyak hal mulai berubah dalam hidup saya. Secara bertahap perubahan mulai terjadi di pikiran saya, luka batin disembuhkan, dan rasa malu dan rasa bersalah diatasi. Perubahan besar terjadi saat saya semakin menyadari jati diri saya dalam Yesus Kristus. Di tahun 2004 saya bertemu dengan istri saya dan tahun ini kami merayakan 15 tahun pernikahan kami. Yang luar biasa adalah istri saya adalah janda dengan dua anak laki-laki remaja. Dan sejujurnya saya bertanya pada Tuhan jika Dia sadar apa yang Dia sedang lakukan dengan membiarkan saya menikah dengan seorang wanita dengan dua anak laki-laki. Saya bertanya jika Tuhan sudah lupa masa lalu saya. Di saat itulah Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang luar biasa. Pekerjaan Tuhan dalam hidup saya begitu ajaib tidak hanya ketertarikan sesama jenis saya berubah menjadi ke lawan jenis, yaitu istri saya, tetapi juga ketertarikan saya yang tadinya hanya kepada anak kecil atau anak remaja laki-laki menjadi kepada perempuan dewasa. Sungguh sangat berarti kepercayaan yang Tuhan berikan kepada saya untuk membesarkan kedua anak laki-laki saya. Para aktifis (LGBT), melalui ilmu pengetahuan, psikologi, dan psikiatri mencoba untuk meyakinkan dunia bahwa tidak mungkin mengubah orientasi seksual baik dari segi jenis kelamin atau umur dengan alasan bahwa itu bawaan dari lahir. Namun Tuhan membuktikan mereka sama sekali salah. Saya masih dalam tungku pembakaran Tuhan saya untuk dibentuk setiap hari semakin serupa dengan citra-Nya. Untuk inilah saya yakin bahwa ketika saya melihat ke belakang dan berpikir bagaimana saya bisa sampai sejauh ini, itu bukan karena kuat dan hebat saya tetapi karena Tuhan kuat dan hebat. Bukan saya yang konsisten tapi Dia yang setia. Saya menyebutnya kasih karunia Tuhan yang ajaib.
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Archives
August 2020
Categories
All
|
Not The Same Love is a book about God's redeeming love over homosexuality
Pas Le Même Amour est un livre sur l’amour de Dieu qui nous libère de l’homosexualité
Bukan Cinta Sejenis adalah sebuah buku tentang cinta Tuhan yang membebaskan kita dari homoseks
Il Vero Amore è un libro sull'amore di Dio che ci libera dall'omosessualità