KESAKSIAN
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Saya sadar saya tertarik kepada sesama jenis di awal usia 20 tahunan. Gampangnya, saya pikir tadinya saya menunggu-nunggu perempuan yang tepat dan suatu hari saya sadar saya sebenarnya menunggu-nunggu laki-laki yang tepat. Alasan kenapa saya seorang Kristen adalah karena pertama mengikut Yesus telah mengubahkan hidup saya. Hidup saya menjadi lebih menggairahkan dan nyata. Kedua karena saya percaya bahwa ada cukup bukti untuk percaya bahwa Yesus telah benar-benar bangkit dan itu adalah hal yang PALING penting yang pernah terjadi dalam sejarah.
Kita sepertinya punya gagasan aneh bahwa orientasi seksual menentukan jati diri seksual kita. Saat saya memulai perjalanan saya dan menerima kenyataan bahwa saya memiliki ketertarikan sejenis, saya membuat komitment untuk melajang dan saya mulai menyelidiki apa artinya untuk menjadi seorang Kristen dengan ketertarikan sejenis dan apa jati diri seksual saya. Saya pun mulai membaca Alkitab dan menyadari bahwa Alkitab tidak berbicara soal 'belok' (gay) atau 'lurus'. Alkitab hanya berbicara soal pria dan wanita. Jadi saya sadar bahwa saya sedang membatasi diri saya dengan menyebut diri saya sebagai gay. Saya membatasi apa yang Tuhan sebenarnya bisa lakukan. Jadi saya pun berhenti melihat diri saya sebagai gay atau homoseks. Saya hanya mulai melihat diri saya sebagai seorang pria dan sebagai seorang pria menurut pembacaan Alkitab saya, saya punya dua pilihan antara untuk melajang atau menikah. Saya pun tadinya memutuskan untuk tetap melajang sampai Tuhan membawa seseorang ke dalam hidup saya.
0 Comments
Orang tua saya benar-benar ingin memegang teguh budaya Cina kami. Jadi walaupun kami di Amerika, kami tetap berbeda. Meskipun saya lahir di Amerika, saya selalu merasa berbeda dari teman-teman Amerika saya.
Anak-anak selalu kejam dan mereka suka mengejek anak-anak lain yang berbeda. Waktu kecil, saya pendek untuk seusia saya. Saya main piano dan belajar dengan keras di sekolah. Saya tidak begitu pandai dalam olahraga seperti anak-anak laki lainnya. Saya lebih pendek. Saya pakai kaca mata. Jadi, saya dikatain "si mata empat" dan mereka mengejek saya mungkin karena saya agak kewanita-wanitaan dan lebih suka seni. Saat saya berusaha 9 tahun, saya melihat film porno di rumah teman saya dan saya mulai berpikir bahwa saya berbeda. Film yang saya lihat telah membangkitkan sesuatu di dalam diri saya yang tidak saya sadari ada dalam diri saya. Saya perhatikan saya tertarik oleh gambar pria dan wanita. Saya pun memutuskan untuk merahasiakan perasaan ini dengan harapan itu akan hilang dengans sendirinya tetapi ternyata tidak demikian. Semua perasaan ini terus muncul dan saya menekannya hingga suatu saat saya tidak bisa lagi. Di usia 20 tahun saya mulai mendatangi bar gay. Saya menyembunyikan ini dari orang tua dan teman-teman saya. Saya pun semakin aktif secara seksual. Pelecehan seksual, pornografi, seks bebas, depresi, pikiran bunuh diri, ketertarikan sesama jenis yang tidak diinginkan, sayakan akan membicarakan semua ini karena itulah hidup saya dulu.
Nama saya Carlos Catari dan saya orang Venezuela. Usia saya 32 tahun tetapi sekarang saya tinggal di Kanada. Dari usia 5 hingga 12 tahun saya mengalami pelecehan seksual. Jadi dari sejak kecil saya memiliki kecendrungan hiperseks. Yang saya pikirkan hanyalah seks. Itu saja yang saya cari-cari. Bahkan dia usia 15 tahun saya sudah menyukai prostitusi. Suatu saat saya pun memutuskan untuk berbicara dengan kakak saya tentang kehidupan saya dan juga untuk mengatakan kepada dia bahwa saya gay. Dia tidak bisa menerima itu. Dia bahkan tidak bisa mengerti itu. Jadi dia berbiara dengan ibu dan ibu pun datang kepada saya dengan menangis dan menanyakan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Katanya, "Carlos bagaimana jika kamu tidak pernah mengalami pelecehan seksual? Apakah kamu akan tetapi menjadi gay?" Dan saya pun terheran. Saya tidak berpikir ke situ sebelumnya. Pertanyaan ini pun terus menghantui saya sejak saat itu. Saya pikir itu ada benarnya juga tetapi saat itu saya sudah terlanjur gay. Saya bilang kepada ibu saya, "Dengar, saya ini gay." Namun dia tetap saja membuat janji dengan seorang psikolog. Dari pertemuan pertama dengan psikolog tersebut saya mengerti bahwa apa yang telah terjadi pada saya itu bukan salah saya. Sebelumnya saya pikir itu salah saya. Dia juga mengatakan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Katanya, "Carlos, baik gay maupun hetero, biarlah ini jadi keputusan kamu dan bukan keputusan yang orang lain buat di masa lalumu." Saya menyukai itu. Saya menyukai gagasan bahwa saya bisa memutuskan hidup saya. Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman" Ibrani 3:15
Sekarang ini karena pesan yang akan saya sampaikan kepada kamu, begitu banyak orang telah dianiaya, diusir, dan dibunuh. Kebanyakan bersembunyi karena Dia. Padahal Dia adalah kebenaran dan hidup. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Yohanes 1:10 Dulu saya memiliki kecanduan-kecanduan yang berbahaya. Saya kecanduan seks dan saya juga ada kelainan mental dan pola makan yang buruk. Saya juga sering berpikir untuk bunuh diri. Hidup saya dulu adalah sebuah neraka... tetapi neraka itu tidak lagi bisa menahan saya sekarang. ...Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Matius 16:18 Dunia, masyarakat meyakinkan saya bahwa yang saya alami itu normal dan jika apa yang baru saya katakan tentang neraka yang saya alami mengagetkanmu, ketahuilah banyak orang yang mengalaminya dan menerimanya sebagai sesuatu yang normal, dan bahkan didukung oleh pemerintah. Apa yang saya alami dan apa yang mungkin kamu alami sekarang ini jauh dari normal. Kamu tidak diciptakan untuk itu. Dan jika kamu memutuskan untuk mengabaikan pesan yang saya baru sampaikan kepadamu, pesan itu bisa berlalu dari hidupmu. Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Namun, waktu saya kecil kami belum sungguh-sungguh mengikut Yesus. Hidup kami tidak berpusat kepada Krstus. Waktu kecil saya sering dipukuli dan merasa tertolak sehingga saya membenci diri sendiri dan mencoba membunuh diri beberapa kali tetapi Tuhan begitu baik sehingga Dia menggagalkan rencana saya untuk bunuh diri. Semenjak kecil, saya selalu merasa berbeda dan tertarik kepada sesama jenis. Saya merasa kurang laki-laki. Saya pun mencoba mengusir ketertarikan ini dengan berdoa dan mencoba untuk berubah menjadi hetero berkali-kali namun selalu gagal. Jadi akhirnya saya percaya pada dusta bahwa itulah diri saya sesungguhnya. Akhirnya saya memutuskan untuk merangkul ketertarikan sesama jenis ini dan saya pun meninggalkan iman saya karena saya tahu kita tidak bisa mengikut Tuhan dan hidup dalam dosa pada saat yang bersamaan. Pada akhirnya saya benar-benar lupa akan Tuhan. Saat itu bagi saya Tuhan tidak ada dan setelah kematian hanyalah kehampaan. Akhirnya saya pun bisa melakukan semua yang saya ingini: bernafsu kepada sesama jenis, menonton film porno, masturbasi, dsb. Saya pun kecanduan terhadap banyak hal, termasuk video game. Walaupun saya telah hidup semau saya, saya tidak pernah merasa terpuaskan. Ada kekosongan di dalam diri saya.
Tuhan telah menyatakan diri-Nya dalam hidupku lebih nyata dari udara yang kita hirup. Saya akan memulai kisah saya dari awal hingga akhirnya. Sejak kecil, hidup saya tidaklah seperti yang saya inginkan. Karen saya anak termuda dari 12 bersaudara, orang tua saya benar-benar menyia-nyiakan saya di tanah air saya Meksiko karena hubungan orang tua saya yang rusak. Dan itu membuat kami terpukul dan benar-benar menghancurkan keluarga kami. Sejak saat itu saya dibawa ke ibu kota Meksio (Mexico City). Di sana saya diambil oleh mertua laki-laki kakak perempuan saya yang memutuskan untuk menggunakan saya sebagai budaknya dan memaksa saya untuk bekerja sebagai pelayannya. Dia mempermalukan dan menganiaya saya. Di usia enam tahun saya dibawa ke Amerika Serikat oleh ibu kandung saya yang kembali untuk menyelamatkan saya. Di Amerika Serikat, saya dilecehkan secara seksual oleh pacar ibu saya. Saat itu saya merasa gundah tentang pelecehan yang terjadi karena saya ingin dikasihi dan diterima. Kemudian saya ditinggalkan dengan abang saya yang paling tua sebagai wali saya. Hidup saya menjadi baik untuk beberapa tahun. Kemudian saya menyadari bahwa dari dari sejak dini entah kenapa saya mulai menyadari ada ketertarikan kepada sesama jenis.
Pengalaman saya akan ketertarikan sejenis dimulai sangat dini. Saya tidak tahu istilah untuk hal itu. Saya tidak mengerti apa yang saya rasakan. Saya ingat pada saat di lapangan sekolah anak-anak bermain kiss-chase (cium-kejar), entah kenapa saya ingin mengejar anak laki-laki. Perasaan itu tinggal di dalam saya dan saya tidak pernah mengerti. Saat mulai pubertas, tiba-tiba saya menjadi sadar akan suatu istilah yang saya pikir menggambarkan apa yang saya rasakan. Usia saya 14 tahun saat saya pertama kali melakukan hubungan badan dengan seorang teman. Itu kemudian membawa saya benar-benar masuk dalam kehidupan gay. Saya tinggal dalam komunitas gay selama lebih dari 20 tahun dan mengakui sepenuhnya diri sebagai seorang homoseks. Selama waktu itu saya telah mengalami berbagai pengalaman dari komunitas gay. Saya menghadiri pawai gay. Saya lantang secara politik dalam hal hak-hak saya sebagai apa yang tadinya saya pikir adalah jati diri saya. Saya berada dalam suatu hubungan selama lebih dari 12 tahun.
|
Archives
August 2020
Categories
All
|
Not The Same Love is a book about God's redeeming love over homosexuality
Pas Le Même Amour est un livre sur l’amour de Dieu qui nous libère de l’homosexualité
Bukan Cinta Sejenis adalah sebuah buku tentang cinta Tuhan yang membebaskan kita dari homoseks
Il Vero Amore è un libro sull'amore di Dio che ci libera dall'omosessualità