KESAKSIAN
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. Wahyu 12:11
|
Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman" Ibrani 3:15
Sekarang ini karena pesan yang akan saya sampaikan kepada kamu, begitu banyak orang telah dianiaya, diusir, dan dibunuh. Kebanyakan bersembunyi karena Dia. Padahal Dia adalah kebenaran dan hidup. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Yohanes 1:10 Dulu saya memiliki kecanduan-kecanduan yang berbahaya. Saya kecanduan seks dan saya juga ada kelainan mental dan pola makan yang buruk. Saya juga sering berpikir untuk bunuh diri. Hidup saya dulu adalah sebuah neraka... tetapi neraka itu tidak lagi bisa menahan saya sekarang. ...Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Matius 16:18 Dunia, masyarakat meyakinkan saya bahwa yang saya alami itu normal dan jika apa yang baru saya katakan tentang neraka yang saya alami mengagetkanmu, ketahuilah banyak orang yang mengalaminya dan menerimanya sebagai sesuatu yang normal, dan bahkan didukung oleh pemerintah. Apa yang saya alami dan apa yang mungkin kamu alami sekarang ini jauh dari normal. Kamu tidak diciptakan untuk itu. Dan jika kamu memutuskan untuk mengabaikan pesan yang saya baru sampaikan kepadamu, pesan itu bisa berlalu dari hidupmu.
0 Comments
Ayah seorang pekerja keras dan dia kurang menunjukkan kasih sayang. Saya tahu dia mengasihi saya tetapi dia kurang memberikan saya perhatian dan peneguhan kepada saya sebagai seorang perempuan. Yang adalah malah saya dipuji jika saya melakukan kegiatan fisik yang membutuhkan kekuatan. Ibu saya sangat penuh kasih sayang, begitu juga nenek saya, jadi dari merekelah saya paling banyak menerima kasih sayang.
Saat saya berusia lima tahun, saya ingat saya ingin menjadi anak laki-laki. Saya selalu bermain dengan anak laki-laki dan sangat tomboy. Saya ingat tertarik kepada seorang tetangga wanita kami dan saya suka pergi ke rumahnya untuk berada dekatnya. Saya ada ketertarikan kepadanya. Walaupun bukan ketertarikan seksual, tetapi ketertarikan tetap agak aneh. Hidup saya berubah total pada musim panas 2013. Saya mendengar sebuah suara untuk melihat sebuah pohon selagi saya sedang mencuci piring. Saya tahu itu bukanlah suara salah satu anggota keluarga saya karena tidak ada seorang pun waktu itu. Suara itu mulai bercerita tentang bagaimana pohon-pohon telah ada sejak permulaan waktu tetapi kita tahu bahwa benih harus ditanam supaya sebuah pohon bisa bertumbuh. Jika kamu menanyakan seorang anak kecil berapa lama sebuah pohon telah ada, dia mungkin akan menjawab selamanya sementara kita tahu itu tidak benar. Begitu juga dengan homoseksualitas. Sebuah benih telah ditanamkan di dalam seorang anak, mungkin itu kutuk keturunan, perkosaan, pelecehan, ejekan, penyiksaan, keyatiman, dsb. Benih yang ditaburkan dalam hidup saya adalah ejekan. Saya tahu saya tidak terlahir gay, saya tahu saja bahwa perasaan tersebut mulai muncul saat sekolah dasar. Saya selalu diejek di sekolah karena tubuh yang kecil dan tidak menggunakan pakaian yang bagus. Sepertinya orang yang menunjukkan kasih adalah para wanita di gereja saya. Oleh karena itu, saya mulai memiliki perasaan kepada mereka dan kemudian perasaan kepada teman-teman saya yang perempuan. Saya pun mulai berpakaian seperti anak laki-laki pada kelas delapan dan punya pacar anak perempuan di kelas sepuluh. Itulah saatnya saya mulai mencoba segala sesuatu dan masuk ke dalam kehidupan homoseks.
Saya dibesarkan di keluarga Kristen. Namun, waktu saya kecil kami belum sungguh-sungguh mengikut Yesus. Hidup kami tidak berpusat kepada Krstus. Waktu kecil saya sering dipukuli dan merasa tertolak sehingga saya membenci diri sendiri dan mencoba membunuh diri beberapa kali tetapi Tuhan begitu baik sehingga Dia menggagalkan rencana saya untuk bunuh diri. Semenjak kecil, saya selalu merasa berbeda dan tertarik kepada sesama jenis. Saya merasa kurang laki-laki. Saya pun mencoba mengusir ketertarikan ini dengan berdoa dan mencoba untuk berubah menjadi hetero berkali-kali namun selalu gagal. Jadi akhirnya saya percaya pada dusta bahwa itulah diri saya sesungguhnya. Akhirnya saya memutuskan untuk merangkul ketertarikan sesama jenis ini dan saya pun meninggalkan iman saya karena saya tahu kita tidak bisa mengikut Tuhan dan hidup dalam dosa pada saat yang bersamaan. Pada akhirnya saya benar-benar lupa akan Tuhan. Saat itu bagi saya Tuhan tidak ada dan setelah kematian hanyalah kehampaan. Akhirnya saya pun bisa melakukan semua yang saya ingini: bernafsu kepada sesama jenis, menonton film porno, masturbasi, dsb. Saya pun kecanduan terhadap banyak hal, termasuk video game. Walaupun saya telah hidup semau saya, saya tidak pernah merasa terpuaskan. Ada kekosongan di dalam diri saya.
Tuhan telah menyatakan diri-Nya dalam hidupku lebih nyata dari udara yang kita hirup. Saya akan memulai kisah saya dari awal hingga akhirnya. Sejak kecil, hidup saya tidaklah seperti yang saya inginkan. Karen saya anak termuda dari 12 bersaudara, orang tua saya benar-benar menyia-nyiakan saya di tanah air saya Meksiko karena hubungan orang tua saya yang rusak. Dan itu membuat kami terpukul dan benar-benar menghancurkan keluarga kami. Sejak saat itu saya dibawa ke ibu kota Meksio (Mexico City). Di sana saya diambil oleh mertua laki-laki kakak perempuan saya yang memutuskan untuk menggunakan saya sebagai budaknya dan memaksa saya untuk bekerja sebagai pelayannya. Dia mempermalukan dan menganiaya saya. Di usia enam tahun saya dibawa ke Amerika Serikat oleh ibu kandung saya yang kembali untuk menyelamatkan saya. Di Amerika Serikat, saya dilecehkan secara seksual oleh pacar ibu saya. Saat itu saya merasa gundah tentang pelecehan yang terjadi karena saya ingin dikasihi dan diterima. Kemudian saya ditinggalkan dengan abang saya yang paling tua sebagai wali saya. Hidup saya menjadi baik untuk beberapa tahun. Kemudian saya menyadari bahwa dari dari sejak dini entah kenapa saya mulai menyadari ada ketertarikan kepada sesama jenis.
Pengalaman saya akan ketertarikan sejenis dimulai sangat dini. Saya tidak tahu istilah untuk hal itu. Saya tidak mengerti apa yang saya rasakan. Saya ingat pada saat di lapangan sekolah anak-anak bermain kiss-chase (cium-kejar), entah kenapa saya ingin mengejar anak laki-laki. Perasaan itu tinggal di dalam saya dan saya tidak pernah mengerti. Saat mulai pubertas, tiba-tiba saya menjadi sadar akan suatu istilah yang saya pikir menggambarkan apa yang saya rasakan. Usia saya 14 tahun saat saya pertama kali melakukan hubungan badan dengan seorang teman. Itu kemudian membawa saya benar-benar masuk dalam kehidupan gay. Saya tinggal dalam komunitas gay selama lebih dari 20 tahun dan mengakui sepenuhnya diri sebagai seorang homoseks. Selama waktu itu saya telah mengalami berbagai pengalaman dari komunitas gay. Saya menghadiri pawai gay. Saya lantang secara politik dalam hal hak-hak saya sebagai apa yang tadinya saya pikir adalah jati diri saya. Saya berada dalam suatu hubungan selama lebih dari 12 tahun.
Saya terlahir di keluarga katolik. Orang tua saya adalah katolik yang taat sehingga dari kecil saya sudah diajarkan ajaran-ajaran katolik seperti ikut misa, bersyukur, rendah hati... Saya sekolah di sekolah katolik sejak TK. Waktu kecil, saya berbeda dari yang lainnnya, kewanita-wanitaan, sehingga orang banyak berkomentar. Apalagi kebanyakan teman saya perempuan dan idola saya Sailormoon, Kimberley dari Power Rangers (Ranger Pink, saya ingin menjadi dia). Kemudian komentar ini menjadi ejekan, dimulai dengan "pretty boy", kemudian banci, homo, dsb. Itu mempengaruhi percaya diri saya. Saya menjadi semakin pemalu dan memendam semua di dalam hati. Perlakuan dari teman-teman saya bertambah parah saat SMP karena saya ke sekolah khusus laki-laki. Tidak hanya mereka mengejek saya tapi mereka bahkan menjauhi saya. Saya kesulitan menerima diri sebagai laki-laki. Saya selalu merasa tidak nyaman dengan tubuh saya sendiri dan saya sulit berteman.
|
Archives
August 2020
Categories
All
|
Not The Same Love is a book about God's redeeming love over homosexuality
Pas Le Même Amour est un livre sur l’amour de Dieu qui nous libère de l’homosexualité
Bukan Cinta Sejenis adalah sebuah buku tentang cinta Tuhan yang membebaskan kita dari homoseks
Il Vero Amore è un libro sull'amore di Dio che ci libera dall'omosessualità